Selasa, 12 Februari 2013

KRITIK ADVOKATIF

KRITIK ARSITEKTUR Kritik Interpretif adalah sebuah kritik yang menafsirkan namun tidak menilai secara judgemental,Kritikus pada jenis ini dipandang sebagai pengamat yang professional. Bentuk kritik cenderung subyektif dan bersifat mempengaruhi pandangan orang lain agar sejalan dengan pandangan kritikus tersebut. Dalam penyajiannya menampilkan sesuatu yang baru atau memandang sesuatu bangunan dari sudut pandang lain. terdiri dari : Kritik Advokatif (Kritik yang membela, memposisikan diri seolah-olah kita adalah arsitek tersebut.) Kritik dalam bentuk penghakiman dan mencoba mengarahkan pada suatu topik yang dipandang perlu. Namun bertentangan dalam hal itu kritikus juga membantu melihat manfaat yang telah dihasilkan oleh arsitek sehingga dapat membalikkan dari objek bangunan yang sangat menjemukan menjadi bangunan yang mempersona. SEJARAH MUSEUM MIGAS TMII Museum Minyak dan Gas Bumi “Graha Widya Patra” (Gawitra) terletak di bagian timur Taman Mini Indonesia Indah berdekatan dengan Taman Burung dan Museum Listrik dan Energi Baru. Pembangunan Museum Migas menandai peringatan 100 tahun industri minyak dan gas bumi Indonesia, merupakan sumbangan masyarakat perminyakan Indonesia demi melestarikan dan mewariskan nilai-nilai juang kepada generasi penerus untuk peningkatan ilmu dan teknologi. Gedung utama berada di atas danau buatan seluas 11.000 m2 berbentuk anjungan lepas pantai dengan dua bangunan pendukung berbentuk gilig menyerupai tangki minyak, disebut Anjungan Eksplorasi dan Anjungan Pengolahan. Ruang pamer terdapat di gedung utama dan di anjungan eksplorasi. Pameran di gedung utama mengenai sejarah industri perminyakan. Di ruang ini terdapat Teater Minyak yang memutar film pendek dan multislide mengenai asal-mula serta hasil pengolahan minyak dan gas bumi di Indonesia. Selain itu terdapat ruang untuk pameran berbagai benda dan bahan mengenai minyak dan gas bumi yang ada di sekitar kita. Di sini, pengunjung akan diajak unutk memahami sejauh mana ketergantungan manusia terhadap minyak dan gas bumi, baik sebagai sumber energy primer spserti bahan bakar maupun produk lain. Pada bagian bawah terdapat ruang sejarah yang menampilkan sejarah perkembangan geologi bum, bagaimana perkembangan masa berates juta tahun yang lalu sampai kemungkinan dampak pemanfaatan minyak dan gas bumi. Di sudut lainnya, terdapat pohon minyak, menggambarkan berbagai produk yang dihasilkan dari pengolahan minyak bumi dalam bentuk sebatang pohon. Penempatan produk pada pohon diatur dari atas ke bawah sesuai dengan hasil- fraksi-fraksi minyak bumi yang di dapat pada proses distilasi dan prosen-proses selanjutnya Anjungan eksplorasi mengetengahkan eksplorasi minyak dan gas bumi, termasuk peragaan sejarah terjadinya cekungan minyak dan gas bumi. Selanjutnya, pengetahuan penerapan teknologi disajikan melalui pameran peralatan canggih yang mendukung proses pencarian dan pengolahan gas bumi. Di luar gedung dipamerkan peralatan pengeboran minyak dan peragaan benda-benda eksplorasi berupa menara bor tahun 1930-an, berbagai pompa angguk, sebuah truk logging tua, pompa bensin engkol, dan sebuah kilang minyak tua. Museum ini sangat tepat dijadikan sebagai tempat rekreasi dan menimba ilmu. Museum Minyak dan Gas Bumi adalah museum yang dibangun untuk menandai peringatan 100 tahun industry minyak dan gas bumi Indonesia. Gagasan pendiriannya lahir ketika pembukaan upacara Konvensi Tahunan “Indonesia Petroleum Association” ke-14 pada tanggal 8 Oktober 1985. pembangunan fisiknya dilakukan pada tahun 1987. Akhirnya, berkat usaha dan sumbangan masyarakat perminyakan Indonesia demi melestarikan dan mewariskan nilai-nilai juang kepada generasi penerus untuk meningkatkan ilmu dan teknologi, museum ini resmi dibuka pada tanggal 20 April 1989 oleh Presiden Soeharto. .Museum juga adilengkapi fasilitas perpustakaan, Plaza penerima, dan ruang auditorium yang berfungsi sebagai tempat seminar lengkap dengan perangkat multi media yang dapat disewa oleh masyarakat umum untuk berbagai keperluan. AnalisisBangunanPublik "MUSEUM MIGASS TMII" Dengan Menggunakan Metode Kritik Advokatif A. Terhadap Fasad Bangunan Museum MIGAS TMII terlihat bermain dengan bentukan fasad yang menyerupai dengan bentukan anjungan yang ada di daerah lepas pantai, dan dapat mengolahnya menjadi bangunan yang berbentuk dinamis, .Penggunaan Elemen alumunium komposit sebgai penutup fasad bangunan, mendukung bentukan design yang dinanis yang berusaha di perlihatkan oleh bangunan museum ini, hanya saja kurangnya perawatan (maintainance) pada bangunan i9ni yang menyebabkan dinding fasad bangunan yang terlihat lusuh seperti tidak terawatt, layaknya museum museum lain yang berada di Indonesia. B. Terhadap Interior Bangunan Secara Interior dari Museum Migas Tmii antara lain adalah sebagai berikut : - Anjungan Eksplorasi : Di ruang ini terdapat Teater Minyak yang memutar film pendek dan multislide mengenai asal-mula serta hasil pengolahan minyak dan gas bumi di Indonesia. Selain itu terdapat ruang untuk pameran berbagai benda dan bahan mengenai minyak dan gas bumi yang ada di sekitar kita sayangnya sama seperti tampak yang ada di fasad begitu juga pada interiornya dimana terlihat seperti kurang perawatan. C. LOKASI Lokasi Museum Migas TMII terletak sangat Strategis berada di Taman Mini Indonesia Indah, salah satu tempat wisata dan pembelajaran dengan baik, Namun pada akhir pekan dan hari libur, biasanya didatangi oleh pengunjung yang mayoritas adalah keluarga.